Pages

Jumat, 02 Mei 2014

Menulis; “Makanan” Wajib Mahasiswa


Menulis; “Makanan” Wajib Mahasiswa


Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari tantangan. Sebab, hidup adalah sebuah perjuangan. Sebuah perjalanan yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Untuk meniti kehidupan yang penuh tantangan itu, tentu saja dibutuhkan usaha yang keras. Sebagai bentuk pengorbanan demi meraih tujuan hidup. Namun, sebelum manusia melakukan semua itu, sudah barang tentu ada hal dasar yang harus dimiliki, yaitu niat. Dengan adanya niat yang kuat, membuat manusia menyadari betul akan perjuangan yang harus dia lakukan. Setelah semua itu dimiliki, maka hal selajutnya yang harus ada dalam diri manusia adalah sinergi. Sinergi menjadikan kita memiliki kekuatan yang tak terhingga, sehingga kita mampu melakukan segala pekerjaan dengan ringan.
Jika manusia pada umumnya sudah menyadari hal-hal di atas. Maka, sebagai mahasiswa kita juga harus menyadari akan tugas kita. Salah satu tugas atau pekerjaan yang harus bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah menulis. Menulis menjadi suatu keniscayaan bagi setiap mahasiswa. Sebab, bagaimana mungkin seorang mahasiswa bisa terlepas dari dunia tulisan. Untuk itulah, sudah menjadi hal wajib baginya untuk bisa menulis.
Ikatlah ilmu kita dengan tulisan. Dalam konteks pembelajaran, menulis juga dapat memacu akselerasi tingkat pemahaman terhadap sebuah disiplin ilmu. Sebab, berawal dari tulisan akan meringankan serta mempermudah kita dalam memperoleh ilmu dan berbagai pengalaman. Dalam dunia pendidikan tentu tidak akan lepas dari dunia menulis. Sejak dari kita masih kecil kita sudah diajari belajar menulis oleh orang tua kita, hingga kita dewasa dan dibangku SMA pun kita telah dilatih oleh guru untuk menulis, diantaranya menjadi penulis melalui media majalah sekolah. Sehingga kita menjadi lebih sadar arti penting menulis  saat kita sudah berada dibangku kuliah dan menjadi seorang mahasiswa.
Dengan menulis setidaknya membuat kita menjadi orang yang tidak mudah lupa. Sebab, jika suatu ketika kita lupa dengan ilmu yang sudah kita pelajari, maka kita bisa membuka kembali tulisan yang sudah kita miliki. Akan tetapi, jika mahasiswa tidak pernah menulis atau tidak bisa menulis, lantas bagaimana mungkin dia bisa mengingat kembali ilmu yang sudah pernah dia dapatkan, manakala dia tidak pernah menulis.
Dari jiwa seorang mahasiswa inilah yang telah melahirkan sebuah arti menulis yang sesungguhnya, bahwa menulis sangat penting dan menjadi seorang penulis adalah suatu harapan oleh mahasiswa. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, akan tetapi banyak dosen dan ilmuan lainnya yang telah sukses dalam hidupnya yang bermula dari satu kata  yaitu “menulis”. Dari sinilah kita memiliki hak untuk mencontoh teladan dari dosen-dosen dan ilmuan lainnya yang telah sukses berawal dari menulis.
Ikutilah langkah-langkah orang sukses yang berawal dari sebuah tulisan. Jika kita mengikuti langkah-langkah mereka, maka insya Allah pasti kita juga akan mendapatkan kesuksesan seperti mereka dan bahkan bisa juga lebih dari mereka. Tidak hanya mahasiswa, akan tetapi semua orang memiliki hak untuk menulis. Sebab, menulis adalah hak setiap orang untuk menyampaikan aspirasi. Oleh sebab itu, kita akan bisa lebih paham dan mengenal siapa diri ini sebenarnya, karena kegiatan menulis tersebut. Disisi lain menulis juga salah satu upaya kita dalam memperkenalkan diri kita kepada publik.Malalui karya-karya kita yang termuat oleh media massa, setidaknya menjadikan kita dikenal oleh orang. Namun, bukan ketenaran yang menjadi tujuan utama seorang penulis. Akan tetapi, berbagi ilmu, ide, pendapat, serta masih banyak lagi hal lainnya, itulah yang mengharuskan kita menjadi seorang penulis.
Dengan tulisan, mahasiswa akan lebih bisa leluasa mencurahkan segala aspirasinya. Tulisan membuat cara penyampaian aspirasi lebih memiliki esensi yang baik di mata masyarakat dan memiliki cara yang lebih terpandang dari pada harus berdemo yang bisa mendatangkan dampak negatif. Tapi, berdemo juga masih di katakan baik, asalkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Tulisan juga memiliki ketentuan – ketentuan yang harus di taati agar hasil tulisan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi, tulisan memiliki arti penting bagi mahasiswa khususnya dalam masalah penyaluran aspirasi. 
Menulis dapat dikatakan sebagai dunia jurnalistik yang merupakan sebuah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyampaikan berita serta menciptakan sebuah karangan. Dalam perjalanannya, dunia jurnalistik juga tidak bisa  lepas dari dunia akademik perkuliahan. Menulis menjadi sebuah jembatan bagi mahasiswa, mereka dituntut untuk menguasai dunia jurnalistik. Hal ini penting, karena dalam setiap pertemuan perkuliahan makalah tidak akan lepas dari mereka. Secara umum itulah tuntutan mengapa jurnalistik begitu penting bagi seorang mahasiswa. Dapat dibayangkan ketika seorang mahasiswa tidak dapat merangkai kata-kata, menuangkan pemikiran mereka dengan sebuah tulisan, bagaimana mereka dapat membuat makalah apalagi sekripsi. Oleh sebab itu, menulis sangatlah penting bagi seorang mahasiswa, bahkan peran menulis harus dijadikan kebutuhan wajib bagi mahasiswa.
Dengan berbagai argumentasi diatas, semakin memantapkan keyakinan kita bahwa menulis merupakan makanan bagi mahasiswa. Makanan dalam tanda kutip disini memang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa. Seorang mahasiswa tidak mungkin bisa dikatakan berhasil, manakala dia tidak bisa menulis. Jangankan menulis di media masa, menulis makalah saja dia tidak bisa. Sangat ironis sekali, apabila masih ada mahasiswa yang dalam pembuatan makalah atau sekripsi meminta bantuan kepada orang lain untuk menuliskannya. Lebih ironis lagi, apabila makalah tersebut hanya copy paste dari internet. Oleh karena dia tidak bisa menulis, maka copy paste menjadi pilihan alternatif baginya. Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa sudah menjadi kewajiban kita untuk bisa menulis. Terlebih bagi mahasiswa semester awal, mampu menjadi seorang penulis yang handal bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Untuk itulah, mulai sekarang, mahasiswa harus memiliki kebudayaan menulis. Menulis harus mejadi makanan utama setiap mahasiswa.
*Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, Mahasantri di Pondok Monash Institute, Pengajar di Paud Islam Mellatena Semarang.
Penulis: Siti Jamiatun (dimuat di Media Online)

0 komentar:

Posting Komentar